Yakobus 3:2 “Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal;
barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang
dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.”
Surat Yakobus pasal 3
adalah pasal yang khusus membicarakan masalah tutur kata. Ayat-ayatnya memberitahu
kita bagaimana seharusnya anak-anak Allah bertutur kata. Sekarang kita melihat
butir-butir yang harus kita perhatikan perihal bertutur kata. Yang pertama adalah
jangan menjadi guru. Ayat 1 mengatakan saudara-saudaraku janganlah banyak orang
diantara kamu ingin menjadi guru. Sebab kita tau menjadi guru kita akan dihakimi
menurut ukuran yang lebih berat. Bukti yang paling mudah diketahui apabila
seseorang tidak menaruh kekangan dalam tutur katanya, ialah mereka senang
sekali menjadi guru. Kemana saja pergi selalu mengajar orang lain. Kemana saja
pergi selalu suka berbicara, suka menjadi penasihat. Kita harus nampak bahwa
orang Kristen tidak saja tidak seharusnya berdusta, mengucapkan perkataan yang
sia-sia dan berkata jahat, bahkan kita tidak seharusnya banyak bicara. Tak
peduli perkataan apa saja, tidak boleh dikatakan banyak-banyak. Bila Anda
banyak bicara Anda akan kehilangan berkat dihadapan Allah.
Butir yang kedua, tutur
kata adalah tanda penguasaan diri. Di dalam ayat 2 berkata sebab kita semua bersalah
dalam banyak hal. Siapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia orang yang
sempurna yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya. Saudara-saudari yang
dikasihi Tuhan dapat tidaknya seseorang mengendalikan dirinya, tergantung pada dapat
tidaknya ia mengendalikan tutur katanya. Ada tidaknya buah penguasaan diri dari
Roh Kudus tergantung kepada ada tidaknya penguasaan dirinya terhadap bertutur
kata. Penguasaan diri adalah penguasaan diri bukan berarti kenetralan atau bersikap
netral terhadap segala sesuatu. Seorang Kristen menguasai diri berarti ia dapat
mengendalikan dirinya sendiri. Semoga saudara-saudari yang baru percaya sejak
awal sudah dapat belajar mengekang tutur katanya dihadapan Allah. Jika Allah
dapat menanggulangi tutur kata Anda, Allah pun dapat menanggulangi manusia atau
diri Anda.
Yang ketiga, dalam ayat
ke-3 dan 4 dikatakan bahwa lidah ibarat kemudi dan kekang. Kedua benda itu amat
kecil, tetapi dapat mempengaruhi yang paling besar. Ayat 5 mengatakan betapa
api yang kecil dapat membakar hutan yang besar. Dan di dalam ayat 6 dikatakan
lidah pun adalah api. Lidah merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil
tempat diantara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai
seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita. Sedangkan lidah itu sendiri dinyalakan
oleh api neraka.
Saudara-saudari
walaupun hari ini banyak orang yang telah menerima penebusan dan belas kasih
Allah, namun lidah mereka belum tertanggulangi. Mereka masih membawa dunia
kejahatan dan menyalakan api neraka kemana saja mereka pergi. Disini ada suatu
ungkapan yang hebat. Lidah dapat menyalakan roda kehidupan. Kehidupan berputar
ibarat roda, sedangkan lidah laksana api yang dapat menyalakan roda kehidupan.
Artinya saudara-saudari, hawa nafsu, daging, tempramen dan amarah manusia
semuanya dapat dinyalakan oleh lidah. Bahkan api neraka pun dapat dinyalakan
oleh lidah. Banyak peristiwa yang terjadi oleh sebab dinyalakan oleh sepatah
kata yang diucapkan oleh anak-anak Allah. Sebenarnya itu berasal dari neraka.
Sebab dikatakan bahwa lidah adalah api dan dunia kejahatan.
Yang ke-4 lidah merupakan
benda jahat yang tak berkesudahan. Ayat 7 dan 8 mengatakan bahwa lidah adalah
sesuatu yang buas. Yang tidak terkuasai dan penuh racun yang mematikan. Tak
seorangpun dapat menjinakkan lidah. Di dalam lidah penuh racun yang dapat
mematikan orang. Kejahatan lidah tak dapat dijinakkan. Ia adalah suatu
kejahatan yang tidak berkesudahan. Karena itu kita harus nampak, alangkah
bodohnya jika kita mengumbar lidah kita.
Yang ke-5
saudara-saudari, satu sumber tidak dapat memancarkan dua macam air. Artinya
Anda tidak dapat dalam satu pihak oleh lidah Anda memuji Allah, dan dipihak
lain dengan lidah Anda mengutuk orang yang diciptakan oleh Allah. Orang yang
dipakai Allah pasti mengeluarkan air yang manis dan tidak mengandung kepahitan.
Bagaimana buahnya begitu pula pohonnya. Bagaiamana airnya begitu pula
sumbernya. Hari ini cara penyelamatan Allah adalah menaruh sebuah mata air yang
baru kedalam batin kita. Menyelamatkan kita sehingga kita menjadi sebatang
pohon yang baru. Jika Anda adalah sebatang pohon ara, tidak mungkin Anda
menghasilkan buah zaitun. Jika Anda buah pohon anggur, Anda pasti tidak dapat
menghasilkan buah pohon ara. Jika Allah mengaruniakan hayat baru ke dalam kita.
Dengan sendirinya kita akan mengeluarkan air yang manis yang menyuplai orang
lain. Amin.
Pertanyaan Renungan Singkat:
- Apa
sajakah perumpaan lidah itu dan bagaimana perumpamaanya dalam dunia nyata?
- Bagaimana
kaitannya hal tutur kata ini dengan penghidupan kita sehari-hari? Berikan
contoh.
- Mengapa
kita perlu memperhatikan tutur kata kita?
Komentar
Posting Komentar